Diperkirakan sesungguhnya prospek industri pengolahan daging cukup baik. Dengan hanya mengandalkan pada potensi pasar dalam negeri saja, di perkirakan pertumbuhan diatas 7 persen pertahun amat mungkin di capai, jika semua hambatan yang ada di pangkas, dan semua yang mendorong pertumbuhan di adakan.
Pertumbuhan bisa lebih cepat lagi, bila dilakukan ekspor, tetapi syarat yang ditentukan oleh negara maju dalam hal makanan adalah sangat ketat, sehingga masih akan di perlukan bantuan teknis/keahlian untuk mengarah ke peningkatan kemampuan ekspor.
Industri pengolahan adalah harapan dimasa kini seperti yang dikatakan C Petter Timmer,peneliti Center for Globel Development yang pernah dapat Bintang Jasa Utama karena Penelitiannya tentang Ketahanan Pangan di Indonesia seperti di kutip dari harian Kompas sbb :
“Tak terhindarkan bahwa masa depan ada pada industri pengolahan,” katanya.
Hambatan utama:
- Rendahnya daya beli
- Mahalnya bahan baku
- Ancaman barang impor
- Proteksi berlebihan pd komoditi bhan baku/primer
- Ancaman kenaikan harga energi : LPG, Listrik. Solar, bensin
- Upah buruh
Daya beli
Diharapkan perkembangan ekonomi akan membawa pada peningkatan daya beli. Makanan adalah kebutuhan utama, dimana produk makanan olahan justru amat mungkin membuat produk bergizi dengan harga lebih murah dari daging segar pada umumnya.
Bahan baku
Diharapkan bahan baku utama ( dagingnya ) dapat di tekan sampai 10 15 persen dengan cara membuka keran impor dari lebih banyak Negara . Produk daging dari Brazil mislanya harganya 20 persen lebih murah dari harga yang selama ini ditawarkan di Indonesia. Bahkan daging India yang nyatanya diperbolehkan masuk untuk industri di Filipina dan Malaysia harganya bisa lebih murah 50 persen. Sementara produk local tidak mempunyai suplai yang cukup untuk memenuhi kebutuhan industri saat ini, apalagi kalau mau meningkatkan produksi
Ancaman barang Impor
Kemampuan produsen luar negeri untuk mendapatkan bhn baku yang lebih murah menyebabkan biaya pokok mereka lebih rendah, dan bisa merupakan ancaman serius bagi produk dalam negeri.
Jika produk dalam negeri dilarang menggunakan bahan yang sama, maka akan sulit bersaing. Sehingga alternatifnya adalah larangan masuknya produk olahan yang menggunakan bahan baku yang dilarang masuk ke Indonesia seperti misalnya produk daging sapi dr India, atau di perbolehkannya produsen dalam negeri menggunakan bahan baku yang sama khusus untuk industri tanpa merugikan pasar bagi produk segar dalamnegeri.
Proteksi berlebihan :
Ini masih terkait dengan penolakan penggunaan bahan baku dari negara lain diluar yang selama ini diijinkan , meskipun pasokan dalam negeri tidak memadai,
NAMPA berharap orientasinya diarahkan bahwa impor bahan baku untuk keperluan di proses lagi mendapat prioritas, sehingga dapat di haislkan nilai tambah, dengan tetap memperhatikan bahwa impor itu tidak membawa dampak negatip thd pemasaran produk lokal.
Untuk ini di harapkan dapat dilakukan ijin impor khusus, dimana kebutuhan bahan baku yg cukup dan bersaing dapat diperoleh oleh pengolah, tapi pasar produk domestik tak terganggu, dengan memperhitngkan jumlahsesuai kebutuhan pengolah dan tidak boleh jatuh ke pasar umum.
Perlu kami sampaikan untuk pertimbanagan, bahwa dalam kasus bahan baku pakan ternak, spt jagung dan kedele.., yang juga bisa bersaing dengan produk dalam negeri, nyatanya bisa mendapat ijin dalam jumlah besar.
Untuk melindungi produsen dalam negeri, pada rancangan peraturan menteri pertanian ttg pemasukan daging yang sedang tahap finalisisasi pembahasan, ternyata pemasukan FG 65 CL yang merupakan salah satu bahan baku penting ternyata dilarang. NAMPA telah meminta pencoretan larangan , tapi belum mendapat jawaban konkrit. Jika jadi dilarang , jelas akan sangat menghambat industri pengoalahan daging sapi, tanpa ada efekpositip bagi peternak,karena suplai produk jenis ini juga tidak berlebih.
Energy
Diharapkan tidak ada kenaikan dalam biaya energi, atau kalau memungkinkan terjadi penurunan. Saat ini ada issue tentang kenaikan harga elpiji dan Listrik untuk tahun depan, yang merupakan sumber energi yang banyak dipakai di kalangan industri makanan, baik oleh produsen seperti anggota NAMPA maupun oleh pemakai produk NAMPA seperti restoran dan Catering, sehingga akan jadi penghambat pertumbuhan industri pengolahan daging.
Upah buruh
Diharapkan upah buruh tidak terlalu meningkat sehingga memberatkan, sebaliknya diharapkan kenaikan pertumbuhan pengolahan daging akan berakibat terbukanya tambahan lapangan kerja.
Peraturan yang saling mendukung kesejahteraan antara buruh dan perusahaan perlu segra di terbitkan.